Minggu, 30 November 2008

Teman Mengaji Guruku

cerita nyata

Saat masih duduk di bangku SD, aku mempunyai guru yang akrab disapa Pak Achmad. Suatu hari dia bercerita tentang temannya, ketika ia masih kecil, ia memiliki teman meengaji bernama Asep.
Suatu ketika Pak Achmad mengalami kejadian menarik bersama Asep. Di kampung Pak Achmad hampir setiap sore ada pengajian yang dilakukan oleh anak-anak di kampungnya.
Suatu hari pada saat mereka sedang mengaji, si Asep tadi minta izin mau kencing. Namun, sesudah Asep keluar, ia tidak kembali lagi. Awalnya orang-orang berpikir kalau Asep sedang urus-urus atau sedang mencret-mencret di wc. Atau bila lebih diperhalus si Asep ini sedang diare.
Ada juga beberapa anak yang mengira si Asep pergi jajan. Semuanya mulai khawatir ketika selesai mengaji Asep belum juga kembali, apalagi sesudah didatangi ke rumahnya orang tuanya mengatakan Asep belum pulang.
Akhirnya Pak Achmad dan beberapa temannya berinisiatif mencari Asep dengan dibantu beberapa anggota siskamling. Mereka berkeliling mencari ke warung-warung dan pos-pos ronda. Siapa tahu temannya yang kebetulan berbadan gendut dan sangat hobi makan dan tidur itu ada di situ.
Benar saja setelah beberapa jam mencari mereka menemukan si Asep sedang asyik tiduran di sekitar daerah yang ada pekuburan tuanya. Lalu Asep dibangunkan saat Asep dibangunkan ia sempat kaget. Kemudian setelah tenang ia mulai bercerita.
Jadi sesudah Asep selesai mengaji ia bertemu tiga wanita cantik di jalan. Lalu wanita cantik itu mengajak Asep ke rumahnya. Konon, kata si Asep tiga perempuan tersebut kakinya tidak menginjak tanah.
Kemudian mereka mengajak Asep ke suatu tempat. Di tempat itu ada sebuah rumah besar, seperti istana. Di sana Asep dijamu dengan makanan enak, selain itu ia juga mandi. Bahkan seusai mandi ia dibawa ke sebuah kamar tidur yang besar dan megah. Disitu Asep tertidur pulas.
Tapi, betapa kagetnya Asep. Karena begitu terbangun di kanan kirinya berubah jadi kuburan. Apalagi begitu didengarnya ada suara cekikikan seram yang katanya adalah tawa kuntilanak. Langsung saja ia lari keluar dari kuburan. Sampai ia tersandung dan jatuh lalu masuk ke sebuah lubang. Menurutnya lubang itu hangat dan nyaman.
Ia pun pingsan disitu, begitu bangun ia melihat sekelilingnya gelap. Lalu samar-samar mulai kelihatan cahaya. Kemudian ia mulai bisa melihat yang ada di sekelilingnya. Di kanannya kuburan, di kirinya ada pohon yang menurut warga angker. Untung saja di depannya ia melihat teman-temannya yang setia mencarinya. Kepada merekalah ia menuturkan cerita ini.
Satu hal yang menjadi misteri dan akhirnya terpecahkan di malam itu. Lubang, tempat Asep tadi pingsan, yang menurut Asep hangat dan nyaman seperti kamar tidurnya. Rupanya setelah diteliti, ternyata adalah bekas”kubangan kebo!”(yaitu tempat bekas mandi dan berak kebo).
“Ha ha ha ha...Asep tidur di kubangan Kebo, persis kayak Kebo lagi mandi!!!” tawa teman-temannya. Setelah tahu tempat yang dikatakan Asep nyaman tersebut. Mungkin, si Asep ini sehari-harinya tidurnya di kandang sapi.
Apalagi setelah Asep bangun di sekujur pakaiannya banyak tertempel kotoran kebo. Asep pun malu, setelah semua puas tertawa mereka pun mengantar Asep pulang.
“Yah! Ceritanya jadi nggak serem lagi deh, Sep!”

Pan Balangtamak

Cerita rakyat


Zaman dahulu kala di Bali hiduplah seorang tokoh yang terkenal dengan nama Pan Balangtamak. Ia adalah seseorang yang jenaka, sama dengan Kabayan tokoh jenaka dari Sunda. Di sini saya mau ceritakan, salah satu dari kisahnya.
Suatu hari Pan Balangtamak sedang risau, ia sedang bertengkar dengan istrinya. Sebabnya, Babi kesayangan piaraan istrinya mati karena Pan Balangtamak tidak becus mengurusnya. Jadi, saat sang istri pergi menengok kakeknya ia menyerahkan pengurusan piaraannya ke Pan Balangtamak. Namun, Pan Balangtamak selama dititipi babi itu. Sama sekali ia tidak memberinya makan. Ia lupa dengan amanat dari istrinya itu, ia malah asyik minum-minuman tuak dengan kawan-kawannya. Hingga akhirnya babi itu mati.
Dan betapa kagetnya saat tiba di rumahnya, ia melihat babinya sudah lemah terbujur kaku. Si istrinya pun langsung memaki Pan Balangtamak yang telah lalai dengan tugasnya itu.
Karena tidak terima dengan omelan sang istri Pan Balangtamak pergi keluar dari rumahnya. Ia berjalan menuju sebuah kerumunan orang yang sedang mendengarkan maklumat tentang kebersihan dari perbekel(kepala desa).
Di desa ini perbekelnya memang orang yang paling ditakuti. Perbekel ini dikenal sebagai orang yang paling ditakuti. Selain karena jago berkelahi, ia juga berperawakan menyeramkan dengan kumis melintang dan badan yang kekar.
Otomatis para warga mendengarkan dengan serius pidato tentang kebersihan yang saat ini sedang diumumkan.
Ditengah-tengah acara tersebut, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut dari belakang kerumunan itu. Perbekel pun menjadi marah, ia lalu menyuruh pamongnya untuk mencari asal muasal kericuhan itu. Setelah diteliti, Para Pamong membawa dua orang yang dianggap sebagai penyebab masalah. Salah satu diantaranya adalah Pan Balangtamak. Melihat hal itu sang perbekel pun menjadi marah, ia lalu bertanya pada orang yang tadi bersama Pan Balangtamak.
“Beraninya! Kau membuat kericuhan disaat aku sedang berbicara!? Apa kau sudah tak menghargai aku lagi!?! HAH!!!” marah perbekel.
“M..maaf Ki Bekel, hamba tidak bermaksud menyinggung Ki Bekel. Hamba cuma kesal, karena tadi Pan Balangtamak menyuruh hamba makan tai anjing. Maka, dari itu hamba marah dan berteriak-teriak tadi.”
“Betul begitu! Balangtamak?” tanya Ki Bekel.
“Benar, tuan,” jawab Pan Balangtamak.
“Berani sekali kau! Apa kau sudah bosan hidup!?!”
“Bukan begitu maksud hamba, tadi hamba hanya mengatakan pada orang ini. Kalau ia mau makan tai anjing di sana tadi. Ia akan hamba beri lima keping uang emas,” jelas Pan Balangtamak.
Mendengar penuturan Pan Balangtamak, Ki Bekel diam sejenak. Sambil didalam hatinya bergumam, “ Rupanya sudah Gila dia!” Kemudian setelah merenung agak lama, Ki Bekel berkata:
“Hey, pamong tolong bawa tai anjing yang jadi pembawa masalah itu ke sini!”
Si Pamong yang diperintahkan segera menjalankan. Dengan jijik ia menyerok dengan daun tai anjing berwarna hitam pekat itu dan membawanya ke hadapan perbekel. Kemudian sang perbekel menyuruh pamong menaruh tai anjing itu di hadapan Pan Balangtamak.
“Sekarang aku minta kau makan tai anjing itu! Kalau kau mau maka aku akan memberikanmu seratus keping emas,” perbekel lalu mengeluarkan sejumlah keping emas yang dimaksudkannya itu di hadapan Pan Balangtamak. Para warga pun terpukau melihat uang emas segitu banyak, tapi siapa mau mendapatkan uang sebanyak itu dengan memakan tai anjing.
“Tapi...,” ia melanjutkan. “Kalau kau tidak bisa memakan atau memuntahkan tai anjing ini. Maka lehermu akan kutebas sampai putus dengan kelewang ini,” sang perbekel memperlihatkan kelewangnya yang tampak terasah tajam itu. Orang-orang pun menjadi ngeri dengan apa yang akan terjadi nanti.
Tanpa ragu sedikit pun Pan Balangtamak mengambil tai anjing itu. Dan memasukan tai anjing itu ke mulutnya dengan tangannya sendiri. Pan Balangtamak terlihat mendelik-delik saat tai anjing itu mau masuk ke kerongkongannya.
Sang perbekel pun sudah siap dengan kelewangnya. Apabila Pan Balangtamak memuntahkan tai anjing itu.
Namun kemudian.....
Akhirnya Pan Balangtamak berhasil menelannya tanpa sisa sedikit pun. Dengan cepat Pan Balangtamak memasukan uang taruhan yang dijanjikan perbekel tersebut ke dalam kantungnya. Kemudian ia pergi meninggalkan tempat itu, sang perbekel hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah Pan Balangtamak. Disaat bersamaan acara mendengarkan perbekel tentang kebersihan dibubarkan oleh perbekel sendiri. Satu persatu warga pulang dengan bermacam-macam pikiran di kepalanya. Hampir semuanya memikirkan tentang Pan Balangtamak, banyak orang beranggapan ia sudah “gila”.
Lalu kemana perginya Pan Balangtamak. Sesudah ia mengantongi seratus keping emas pemberian perbekel ia segera pulang menemui istrinya. Ia lalu menenangkan istrinya yang masih tampak menangis memikirkan babinya yang mati.
“Sudah jangan menangis. Ini aku berikan seratus keping emas besok kamu bisa beli sepuluh ekor babi dengan uang itu. Anggap saja itu balasan karena kau telah membantuku membuatkan dodol semalam,” hibur Pan Balangtamak.
Sang istri menerima uang emas itu dengan gembira. Tapi kemudian ia jadi heran dan bertanya.
“Darimana Kakang dapat uang sebanyak ini. Dan untuk apa dodol yang kakang buat semalam?"
Pan Balangtamak lalu menceritakan seluruh perihal kejadian yang ia lakukan. Namun, diakhir cerita tiba-tiba sang istri terkejut.
“Jadi...?”
“Ya, mereka pikir yang aku makan itu tai anjing padahal bukan.”


Cerita ini dikutip dari buku cerita berjudul “Pan Balangtamak” yang saya lupa siapa namapengarangnya.

Selasa, 18 November 2008

Pacar Tukang Ngompol

cerita nyata

Ketika masih duduk di bangku SMA, aku punya teman yang lucu, namanya Oka. Bila, laki-laki lain putus dari pacarnya karena selingkuh atau kurang perhatian. Ia beda lagi, ia putus dari pacarnya Cuma gara-gara mengompol! Mau tahu lengkapnya?
Begini suatu ketika si Oka datang berkunjung ke rumah Dita pacarnya. Dengan ketus Dita menyambutnya.
“Ngapain, lu kesini?” Dita memang tidak pernah menyukai pacarnya ini. Karena urakan dan konyol.
“Aku kangen sama kamu Dita,” kata Oka sambil Oka berusaha menggenggam dan mencium tangan Dita. Namun segera ditarik oleh Dita.
Sebetulnya hari itu Dita ingin sekali minta putus dari Oka, karena ia kesal sebab Oka sering kali mempermalukannya di depan teman-temannya. Contohnya, ketika pernah Dita pergi ke undangan ulang tahun teman baiknya. Dimana Dita ketika itu berdandan dengan cantik dan rapi. Eh...si Oka malah berdandan acang kadut, dengan celana jeans belel dan kaos yang robek dibagian ketek sebelah kiri. Itupun juga belum disetrika. Ditambah lagi Oka memaparkan pada Dita bahwa ia belum mandi.
Maka, tersebarlah aroma aduhai dari tubuh Oka. Saat makan pun ia jauh lebih memalukan karena makannya berantakan dan nasinya banyak berserakan di lantai. Persis seperti bayi lagi makan! Tidak Cuma itu sesudah makan pun Oka bersendawa keras, sampai kedengaran yang lainnya.
Tak terbayangkan betapa malunya Dita, apalagi waktu orang-orang pada bertanya:
“Itu cowok lu, ya. Ih aneh banget sih,” si orang itu pun tertawa.
Sejak kejadian itu Dita jadi suka marah pada Oka. Apalagi ditambah gaya Oka yang sok gaul dan norak itu. Dan kejadian-kejadian lain yang lebih memalukan Dita.
Hari ini ia ingin meyakinkan pada dirinya kalau ia benar-benar ingin memutuskan Oka. Dan hendak memutuskan segala hubungannya dengan Pria itu.
“Lu, mendingan pulang aja deh. Gue gak mau liat lu lagi disini!” ucap Dita kian ketus.
“Lho, memangnya salah aku ke kamu apa, Dit?”
“Nggak usah banyak tanya deh. Pokoknya mulai saat ini gue mau putus dari lu!” akhirnya Dita menegaskan dengan telak kata-katanya itu.
“Aduh kumohon Dit, jangan putusin aku,” ujar Oka memelas sambil berlutut di depan Dita. “Dita, aku masih cinta sama kamu, kumohon Dit jangan putusin aku.”
Namun Dita tak mempedulikan Oka.
“Dit, kamu cewek paling cantik dalam hidupku. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu...,” Oka mulai melancarkan rayuan gombalnya pada Dita. Dita yang sebenarnya masih ada rasa sayang ke Oka pun akhirnya menyuruh ia masuk.
“Ah, terima kasih, ya Dita. Kamu maukan maafin segala kesalahanku?” pinta Oka.
“Ya, aku maafin,” kata Dita dengan sedikit kesal.
“Aduh, aku tahu kamu pasti akan bilang begitu,” ujar Oka seperti bisa meramal.
“Ya, udah, tapi maaf nih hari ini gue gak bisa nemenin lu, soalnya saudara gue banyak yang mau datang ke rumah gue.”
“Terus aku gimana, masa mau dianggurin?”
“Ehmm...atau nggak lu ngumpet dulu dah,” putus Dita.
“Dimana?”
Dita berpikir sejenak.
“Dikamar gue aja gimana?” ujar Dita akhirnya.
“Setuju,”jawab Oka senang.
Kemudian Dita mengajak Oka menuju kamarnya.
“Lu, tunggu disini, jangan kemana-mana. Dan ingat jangan pergi kemana-mana, dan yang paling penting lu! Jangan acak-acak kamar gue!” tegas Dita.
“Beres sayang.”
Disaat bersamaan saudara-saudara Dita berdatangan, Dita beserta keluarganya pun menyambut mereka. Sementara Oka tampak nyaman di kamar Dita yang ber AC dan wangi bau perawan(menurut si Oka). Oka lalu tidur-tiduran dan tak lama kemudian ia pun tertidur.
Saat tidur Oka merasakan ada sesuatu yang hangat. Tapi ia tak menyadari apa itu, sampai akhirnya tamu-tamu Dita pulang. Dita pun beranjak ke kamarnya menengok Oka yang tampak nyenyak tidur.
Saat memasuki kamarnya dan melihat Oka, tiba-tiba Dita menjerit.
“Aahh! Oka, LU!!!OMPOLIIIN KASUR GUE!” seraya mencubit kencang perut Oka. Rupanya Dita kesal pas melihat kasurnya basah kuyup oleh kencing Oka.
“Aduh! Ampun Dit! Ampun!” teriak Oka, ternyata tanpa ia sadar ia melakukan kebiasaan ngompolnya yang dideritanya sejak kecil di kasur Dita. Ia baru tahu kalau kehangatan yang dirasakan tadi berasal dari celananya yang basah karena ompol.
“Dasar bego! Cowok udik! udah lu bikin malu gue di depan temen-temen gue sekarang lu ompolin kasur gue! Sekarang juga minggat lu dari sini!” seru Dita sambil memukul Oka dengan gagang sapu. Oka pun lari terbirit-birit keluar dengan celana masih basah. Sejak saat itu Dita benar-benar memutuskan Oka.
Hingga saat ini Oka masih jomblo dan belum punya pacar lagi. Mungkin ada diantara kalian cewek-cewek yang mau jadian sama Oka.
Hayo! Siapa mau punya pacar tukang ngompol!?!

Pembuka

perkenalkan saya mbah gundul. Blog yang sekarang anda saksikan sekarang adalah blog yang bermaterikan cerita lucu dan humor. Untuk cerita lucunya diangkat dari cerita nyata dan karya fiksi karangan saya pribadi, syukur-syukur kalau kalian juga ngerasa lucu. Kalau nggak lucu ya jangan marah, saya usahakan kalian bisa tertawa membaca artikel blog saya. akhir kata saya tutup dengan tebak-tebakan dari teman saya.
"ngapain nenek-nenek malam-malam pergi ke kuburan terus diam sendirian?"
jawab:
"cari wangsit."
"Salah."
"joget"
"joget di kuburan! siapa mau nonton.Pocong?"
"bunuh diri"
"tanggung amat bentar lagi juga mati."
"Terus ngapain dong?"
"Nyerah?jawabannya adalah, ya ngapain lagi kalau bukan bengong alias ngelamun merenungi umur yang sebentar lagi menghadap sang pencipta."
"?????"

Tiga Permintaan

cerita fiksi

Titi adalah seorang perempuan yang telah bersuami, ia tinggal di sebuah desa yang permai. Disana ia hidup miskin maka setiap hari ia bekerja berat demi keluarganya. Suatu hari pada saat ia sedang mencuci pakaian di sungai, ia mendengar seuatu yang mengetuk-ngetuk di sekitarnya. Suara itu berasal dari sebuah batu di tepian sungai, setelah diselidiki ternyata suara itu berasal dari sebuah botol.
Titi pun mengambil botol dengan sedikit ukiran yang memberi kesan angker. Lalu membuka tutup botol tersebut. Seketika keluar asap hitam pekat dari botol itu dan munculah sesosok makhluk hitam pekat berbadan tinggi besar, ia tak lain adalah jin penunggu dari botol tersebut.
Titi pun menjadi takut, namun tiba-tiba dengan lemah lembut jin hitam itu berkata:
“Ha ha ha.....Jangan takut hai perempuan! Aku tidak akan menyakitimu. Aku datang kesini untuk merubah hidupmu. Aku akan memberimutiga permintaan”!”
Mendengar perkataan Jin tersebut. Timbul sedikit keberanian di hati Titi. Lalu dengan agak takut ia bertanya:
Benarkah ucapanmu itu?”
“Ya!” tegas jin tersebut.
Kalau begitu aku....”
Sebelum kau ucapkan permintaan pertama aku ingin menanyakan satu hal,” sela jin tiba-tiba.
Apa?”
Adakah orang di dunia ini yang paling kau cintai?”
“Ada, suamiku, Kenapa?” tanya Titi.
Kalau begitu setiap hal yang kau pinta maka suamimu akan mendapatkan tiga kali lipat dari yang kau pinta.”
Sekarang, ucapkan permintaan pertamamu,” ujar jin lagi.
Saya minta uang 500 milyar,” ujar Titi spontan.
Seketika uang dalam jumlah besar muncul dihadapannya. Perasaan Titi menjadi berbunga-bunga. Tak terbayangkan ia jadi kaya sekarang.
Seperti kataku, suamimu akan mendapat bagian tiga kali lipat dari yang kau pinta,” si jin mengingatkan.
Mendengar kata-kata sang jin Titi jadi berpikir, ”Kalau nanti apa yang kupinta ditambahkan ke suamiku tiga kali lipat nanti hidupnya akan lebih enak daripadaku tanpa harus bersusah payah. Apalagi selama ini aku terus yang bekerja, dia itukan pengangguran. Bisa jadi sesudah kaya nanti ia akan meninggalkanku dan pergi dengan wanita lain,” beragam hal negatif timbul di pikirannya.
Apa permintaan keduamu?”
Emm, aku minta istana seperti yang dimiliki raja-raja.”
Sama dengan yang tadi, suamimu akan mendapat tiga kali lipat dari yang kau pinta,” ujar jin lagi.
Titi pun mulai dongkol ia mulai berpikir bagaimana supaya suaminya tidak menjadi lebih kaya darinya.
apa yang ketiga?” jin bertanya kembali.
Titi terdiam cukup lama.
Cepat sebutkan yang ketiga, atau permintaanmu hangus dan aku akan pergi!”
Mendengar perkataan jin Titi menjadi kaget lalu tanpa pikir panjang ia berkata:
Aku minta diberi sakit jantung ringan!”
“?????”